Aku Bisa karena Terbiasa

by Admin • 21 Apr 2025 • 175 views

Aku Bisa karena Terbiasa

“Aku Bisa karena Terbiasa”

Menumbuhkembangkan Potensi dan Kapasitas Diri Siswa

melalui Penerapan Metode Ibu

 

 

Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesuadah lemah itu menjadi kuat, kemudian kuat itu lemah kembali. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S Ar Ruum:54).

Indikator tumbuh anak dalam belajar adalah menguatnya ingatan yang sebelumnya lemah. Berangkat dari ayat tersebut, menjadi landasan bagi seorang guru untuk berikhtiar meramu sebuah metode dalam menumbuhkan kembangkan ingatan siswa sehingga kuat.

Salah satu pakar teori perkembangan, Akhadish (1994) memaparkan bahwa karakter perkembangan kognitif serta perkembangan bahasa anak usia lima sampai delapan tahun adalah mereka mampu menyerap, merekam sesuatu (materi) jika telah dipandangnya secara utuh, dikemas menyenangkan dalam lingkungan pembelajaran kondusif serta terencana.

Beberapa hal terjadi pada anak di masa awal mereka menyandang gelar sebagai siswa kelas 1 SD. Mereka tetap ingin melakukan semua hal yang ada dibenaknya saat itu juga, misalnya sering ijin ke toilet, ingin ini ingin itu apapun semua yang ada di angannya. Tentunya hal wajar ini harus guru kendalikan agar semakin terarah, dengan cara menerapkan kurikulum kesengsaraan, segala sesuatu harus mereka perjuangkan dulu barulah mereka mendapatkan apa yang benar-benar mereka inginkan.

Karakter Pembelajaran Bahasa Inggris

Pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik  dan benar secara lisan maupun tulisan mencakup kegiatan produktif dan reseptif di dalam empat aspek berbahasa yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Kompetensi dasar yang dituangkan dalam materi Bahasa Inggris mengalami peningkatan, dari dua Lesson menjadi delapan Lesson dalam satu periode evaluasi di tahun ini.

Tetapi kenyataannya, dengan kondisi dan karakter pembelajaran bahasa seperti yang telah penulis sampaikan di awal, tidak membuat adanya penambahan jumlah pertemuan, Bahasa Inggris tetap diagendakan 2x30 menit atau 1x pertemuan dalam sepekan. Tentunya pencapaian maksimal akan diperoleh jika keempat aspek pembelajaran bahasa tadi mendapat porsi seimbang sehingga harus dilaksanakan secara terpadu.

Kompetensi dasar yang dituangkan dalam materi Bahasa Inggris mengalami peningkatan, dari dua Lesson menjadi delapan Lesson dalam satu periode evaluasi di tahun ini. Tetapi kenyataannya, dengan kondisi dan karakter pembelajaran bahasa seperti yang telah penulis sampaikan di awal, tidak membuat adanya penambahan jumlah pertemuan, Bahasa Inggris tetap diagendakan 2x30 menit atau 1x dalam sepekan. Tentunya pencapaian maksimal akan diperoleh jikakeempat aspek pembelajaran bahasa tadi mendapat porsi seimbang sehingga harus dilaksanakan secara terpadu.

Terlebih, nantinya ketika selesai study, tuntutan jaman sekarang ini adalah TOEFL, dengan boboit pertanyaan padat dan tinggi, dihadapkan dengan pembelajaran Bahasa Inggris yang hanya 1x sepekan. Jika anak tidak dibiasakan seta ditanamkan vocabulary yang beragam serta benar-benar kuat sejak dini, maka tes TOEFL hanya akan menjadi tantangan berta belaka.

Metode Ibu, pengulangan dan pembiasaan untuk menambah perbendaharaan vocabulary siswa, guru terapkan sebagai syarat untuk mendapatkan keinginannya tadi. Artinya, guru memanfaatkan kecenderungan siswa yang menginginkan sesuatu dengan membuat siswa berjuang, yaitu siswa harus bisa menjawab tebakan dari guru berupa vocabulary Bahasa Inggris sesuai materi pekan itu yang tentunya telah guru desain menarik berwujud “word stick”, barulah siswa diijinkan, diperbolehkan memenuhi keinginannya itu.

Secara tidak langsung, melalui pembiasaan ini, siswa akan cenderung tidak mudah meluapkan keinginannya, lebih terkendali dalam hal-hal keinginan yang sekedar untuk mencari perhatian. Mereka terlatih untuk terbiasa berjuang untuk memperoleh sesuatu tanpa mereka sadari karena guru mengemasnya dalam pembiasaan. Mereka secara tidak langsung semakin akrab dengan vocabulary Bahasa Inggris karena hal itu sering mereka temui, ketika ijin ke toilet, ijin minum, ijin keluar kelas, juga bahkan mereka temui saat pergantian jam , sebelum istirahat, sebelum mengaji, dan sebelum pulang. Saat-saat inilah, waktu-waktu yang hanya beberapa menit inilah yang bisa guru manfaatkan untuk menerapkan pembiasaan serta pengulangan menanamkan perbendaharaan kata dalam ingatan siswa sehingga mampu tertanam dengan kuat.

Metode “Ibu”

Dalam sepekan ada lima hari efektif pembelajaran (jika tidak ada hari libur nasional). Lima hari tersebut, salah satunya terdapat jam tatap muka pembelajaran Bahasa Inggris, dalam pertemuan tersebut guru mengajarkan konten materi sesuai dengan yang telah diagendakan. Setiap lesson, guru menyusun serta menentukan vocabulary, kata-kata baru apa yang perlu dipahami siswa mulai dari penulisannya, pengucapannya hingga maknanya. Kata-kata tersebut guru kemas dalam bentuk “word stick” yang nantinya digunakan dalam penerapan metode “Ibu”, sebagai media dalam tebakan kata kepada siswa.

  • Siswa mempelajari materu (konsep) melalui jam tataop muka Bahasa Inggris sesuai agenda.
  • Guru bersama siswa, membimbing siswa mengenal perbendaharaan kata baru.
  • Siswa belajar menulis, mengucap serta memahami arti kata baru tersebut melalui pembelajaran.
  • Guru membuat media “word stick”, sebagai media dalam penerapan pengualangan serta pembiasaan siswa terhadap kata-kata baru Bahasa Inggris di kegiatan tebakan saat-saat yang guru paparkan di atas.“Word Stick”, berbentuk gambar (kata tersebut), terdapat gambar kata dan tulisan untuk memudahkan pemahaman siswa menghafal makna kata dengan tujuan, ketika siswa sudah akrab dengan dengan tulisan tersebut, sudah ingat, maka guru cukup melipat bagian atas “word stick” untuk selanjutnya menuju tahap pembiasaan.

Penerapan

Ketika siswa ijin melakukan apapun ke guru, misalnya ke toilet atau ijin keluar kelas, maka guru terlebih dahulu memberi tebakan kata-kata dalam Bahasa Inggris menggunakan media Word Stick. Pengulangan dan pembiasaan tebakan ini dilakukan pada saat

  • Siswa akan pulang.
  • Siswa hendak istirahat.
  • Pergantian jam pembelajaran.
  • Jam-jam senggang.
  • Siswa yang telah selesai mengerjakan tantangan.
  • Siswa yang tidak melaksanakan remidi.

Manfaat yang bisa diambil dari penerapan program pembiasaan ini adalah.

  • Guru memperoleh pengetahuan tentang desain pembelajaran Bahasa Inggris yang mampu menumbuhkembangkan potensi serta kapasitas diri siswa dalam bentuk ingatan yang kuat (kemampuan kognitif) melalui penerapan metode “Ibu” yaitu pengulangan dan pembiasaan.
  • Sekolah memperoleh pengetahuan tentang kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran Bahasa Inggris yang mampu menumbuhkembangkan potensi serta kapasitas diri siswa dalam bentuk ingatan yang kuat (kemampuan kognitif) melalui penerapan metode “Ibu” yaitu pengulangan dan pembiasaan.
  • Metode pengulangan serta pembiasaan, penerapan metode Ibu di sele-sela waktu seperti yang telah penulis paparkan di atas, cukup efektif dan mampu menjadi alternatif solusi terhadap problematika pembelajaran Bahasa Inggris selama ini.
  • Guru akan lebih apresiatif dan kreatif dalam mengembangkan ide berinovasi dan juga lebih percaya diri dalam merancang program pembelajaran Bahasa Inggris.

Sentuhan solusi yang efektif serta bermakna demi menunjang pembelajaran Bahasa Inggris dengan waktu yang terbatas. Walaupun cukup kompleks dan terasa berat karena berangkat dari berbagai problematika, tetapi sesuatu yang tidak mudah justru tidak jarang ternyata solusinya adalah penerapan sebuah metode yang sederhana, yairu metode “Ibu” melalui pengulangan dan pembiasaan maka kekuatan ingatan akan tertanam dengan kokoh dan erat.

Bagikan:
Loading